HARAMAINNEWS –Kisah Inspirasi Haji. Dalam kehidupan ini, ada banyak kisah pengabdian luar biasa seorang anak kepada orang tuanya. Salah satu yang paling menyentuh adalah kisah seorang anak yang berjuang membawa ayahnya berhaji meskipun sang ayah sudah renta dan tak lagi mampu berjalan sendiri. Dengan penuh cinta dan kesabaran, anak ini menggendong ayahnya, langkah demi langkah menuju Baitullah, demi mewujudkan impian yang telah lama terpendam.
Perjuangan Menabung Demi Haji
Kisah ini berawal dari seorang pria bernama Hasan, seorang pemuda yang tinggal di sebuah desa kecil di Indonesia. Sejak kecil, ia tumbuh dengan didikan ayahnya, Pak Rahman, yang selalu mengajarkan pentingnya beribadah dan berbakti kepada orang tua. Pak Rahman sendiri memiliki impian besar untuk bisa menunaikan ibadah haji. Namun, kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan membuat impian itu terasa jauh.
Hasan, yang bekerja sebagai buruh bangunan, memiliki tekad yang kuat untuk mewujudkan impian ayahnya. Ia mulai menyisihkan sedikit demi sedikit dari penghasilannya, meski hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Hasan tidak sendiri, ibunya dan beberapa saudara lainnya turut mendukung dengan menabung bersama. Butuh waktu bertahun-tahun hingga akhirnya uang yang cukup terkumpul untuk memberangkatkan Pak Rahman ke Tanah Suci.
Namun, sebuah cobaan datang. Beberapa bulan sebelum keberangkatan, kondisi kesehatan Pak Rahman mulai menurun drastis. Kakinya semakin lemah, membuatnya sulit untuk berjalan. Dokter menyarankan agar ia tidak melakukan perjalanan jauh, apalagi perjalanan yang penuh tantangan seperti ibadah haji. Namun, keinginan Pak Rahman begitu kuat. Ia tidak ingin melewatkan kesempatan yang telah dinantikannya selama bertahun-tahun.
Menggendong Ayah ke Baitullah
Melihat kondisi sang ayah, Hasan tidak berpikir dua kali. “Jika ayah tidak bisa berjalan, aku akan menggendongnya,” ucapnya dengan penuh keyakinan. Keputusan ini awalnya ditentang oleh keluarga dan kerabat. Namun, Hasan bersikeras bahwa ini adalah wujud baktinya kepada ayah yang telah membesarkannya dengan penuh kasih sayang.
Perjalanan menuju Mekkah pun dimulai. Sesampainya di Tanah Suci, Hasan menggunakan kursi roda untuk mempermudah mobilitas ayahnya. Namun, di beberapa tempat, terutama saat tawaf di sekitar Ka’bah dan Sa’i antara Safa dan Marwah, Hasan memilih untuk menggendong ayahnya. Dengan penuh kesabaran dan cinta, ia melangkah satu per satu, mengelilingi Ka’bah sambil berbisik doa di telinga ayahnya. Setiap langkah yang ia tempuh terasa begitu berat, namun hati Hasan dipenuhi kebahagiaan karena ia bisa menjadi kaki bagi ayahnya yang sudah lemah.
Para jamaah haji yang melihat pemandangan ini terharu. Tak sedikit yang menitikkan air mata, menyaksikan betapa besar cinta seorang anak kepada ayahnya. Beberapa orang bahkan mendekati mereka, memberikan doa dan dukungan.
Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua
Kisah Hasan dan Pak Rahman mengingatkan kita pada pentingnya berbakti kepada orang tua. Dalam Islam, berbakti kepada orang tua memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman: 14)
Rasulullah SAW juga menegaskan dalam sebuah hadis bahwa ridho Allah terletak pada ridho orang tua. Kisah Hasan menjadi contoh nyata bagaimana seorang anak bisa menunjukkan baktinya dengan cara yang luar biasa.
Keajaiban dan Doa yang Dikabulkan
Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji, sesuatu yang luar biasa terjadi. Pak Rahman, yang sebelumnya hampir tidak bisa berjalan, mulai merasakan kekuatan kembali di kakinya. Dengan penuh haru, ia mencoba berdiri dan melangkah perlahan. Air mata bahagia menetes dari matanya. Ia merasa lebih kuat dan lebih sehat dari sebelumnya. Ini menjadi salah satu keajaiban yang mereka rasakan selama berhaji.
Hasan sendiri tak henti-hentinya bersyukur. Ia merasa segala lelah dan perjuangannya terbayar lunas ketika melihat ayahnya bisa berdiri dan berjalan dengan lebih baik. Pak Rahman pun memeluk Hasan dengan erat, mengucapkan terima kasih yang tak terhingga.
Hikmah dari Kisah Ini
Ada banyak pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari kisah ini:
- Bakti kepada orang tua adalah jalan menuju keberkahan – Hasan membuktikan bahwa dengan niat tulus dan usaha yang sungguh-sungguh, Allah akan memberikan jalan.
- Kesabaran dan ketulusan membawa keajaiban – Meski perjalanan penuh rintangan, ketulusan Hasan menjadi kekuatan yang luar biasa.
- Haji bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga spiritual – Perjalanan ke Tanah Suci tidak hanya membutuhkan kesiapan fisik, tetapi juga hati yang penuh keikhlasan.
- Keikhlasan membawa kebahagiaan sejati – Hasan tidak mengharapkan imbalan, tetapi akhirnya mendapatkan kebahagiaan yang tak ternilai.
Perjalanan ibadah haji bagi Hasan dan ayahnya bukan sekadar perjalanan biasa. Ini adalah perjalanan cinta, pengorbanan, dan keikhlasan seorang anak kepada orang tuanya. Kisah ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu menghormati dan membahagiakan orang tua, karena ridho mereka adalah kunci kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Semoga kisah ini bisa menginspirasi banyak orang untuk lebih berbakti kepada orang tua dan memahami bahwa setiap pengorbanan yang dilakukan dengan ikhlas akan membawa berkah yang luar biasa. Aamiin.
Untuk anda yang ingin berikhtiyar haji tanpa antri, bisa baca informasi haji furoda di link berikut ini yaa: https://www.kelanaharamain.id/haji-furoda/