Talbiyah atau Takbir di Hari Arafah? Panduan untuk Jamaah Haji
Hari Arafah merupakan momen paling sakral dalam ibadah haji. Salah satu pertanyaan yang sering muncul di kalangan jamaah adalah apakah pada hari Arafah lebih utama membaca talbiyah ataukah bertakbir? Dalam ajaran Islam, baik talbiyah maupun takbir memiliki keutamaan masing-masing, dan pemahaman yang benar mengenai amalan ini akan membantu jamaah dalam menunaikan ibadah haji dengan lebih khusyuk.
Hadis Panduan Mengenai Talbiyah dan Takbir di Hari Arafah
Dalam kitab Bulughul Maram karya Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, terdapat hadis yang menjelaskan amalan yang dilakukan oleh para sahabat saat berada di Arafah:
كِتَابُ اَلْحَجِّ
Kitab Haji
بَابُ صِفَةِ اَلْحَجِّ وَدُخُولِ مَكَّةَ
Bab Sifat Haji dan Masuk Makkah
Hadis #753:
وَعَنْ أَنَسٍ ( قَالَ: { كَانَ يُهِلُّ مِنَّا اَلْمُهِلُّ فَلَا يُنْكِرُ عَلَيْهِ, وَيُكَبِّرُ [ مِنَّا ] اَلْمُكَبِّرُ فَلَا يُنْكِرُ عَلَيْهِ } مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
(Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Di antara kami ada yang membaca talbiyah dan tidak ada yang melarangnya, dan ada yang bertakbir dan tidak ada yang melarangnya.”) (HR. Bukhari, no. 1659 dan Muslim, no. 1285)
Hadis ini menunjukkan bahwa baik talbiyah maupun takbir merupakan amalan yang diperbolehkan pada hari Arafah, dan para sahabat tidak saling mengingkari dalam menjalankan amalan tersebut.
Manakah yang Lebih Utama: Talbiyah atau Takbir?
Dari hadis di atas, para ulama mengambil beberapa kesimpulan mengenai amalan yang lebih dianjurkan:
- Talbiyah lebih utama bagi jamaah yang sedang berihram. Hal ini karena talbiyah merupakan syiar ihram dan sunnah yang lebih ditekankan hingga jamaah melaksanakan wukuf di Arafah.
- Takbir tetap diperbolehkan dan tidak dianggap kesalahan. Jika seseorang memilih untuk bertakbir pada hari Arafah, maka hal itu juga sah dilakukan, terutama mendekati waktu Idul Adha.
- Menggabungkan keduanya tidak dilarang. Sebagian ulama juga membolehkan jamaah untuk membaca talbiyah dan takbir secara bergantian, mengingat tidak adanya larangan dalam hal ini.
Keutamaan Hari Arafah
Hari Arafah adalah hari yang memiliki banyak keutamaan. Rasulullah ﷺ bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ، إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ
(“Puasa pada hari Arafah, aku berharap kepada Allah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.”) (HR. Muslim, no. 1162)
Bagi mereka yang tidak sedang menjalankan haji, berpuasa pada hari Arafah adalah sunnah yang sangat dianjurkan, karena keutamaannya yang besar dalam menghapus dosa-dosa kecil selama dua tahun.
Menghidupkan Syiar Takbir Menuju Idul Adha
Selain menjadi hari wukuf bagi jamaah haji, Arafah juga menandai dimulainya syiar takbir menuju hari raya Idul Adha. Mulai dari subuh tanggal 9 Dzulhijjah hingga hari-hari tasyrik (11-13 Dzulhijjah), umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak takbir, sebagaimana firman Allah سبحانه وتعالى:
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ
(“Dan berdzikirlah kepada Allah di hari-hari yang ditentukan.”) (QS. Al-Baqarah: 203)
Dalam hal ini, umat Islam yang tidak sedang berhaji tetap dapat memperbanyak takbir sejak hari Arafah, menyiapkan diri menyambut Idul Adha dengan penuh rasa syukur dan pengagungan kepada Allah.
Kesimpulan
- Pada hari Arafah, jamaah haji dapat memilih antara membaca talbiyah atau bertakbir.
- Talbiyah lebih utama karena merupakan syiar ihram dan sunnah bagi jamaah haji hingga wukuf di Arafah.
- Takbir juga diperbolehkan, terutama menjelang Idul Adha.
- Hari Arafah adalah waktu yang sangat istimewa, baik bagi jamaah haji maupun umat Islam secara umum, sehingga memperbanyak ibadah seperti dzikir, doa, dan puasa sangat dianjurkan.
Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk meraih keutamaan hari Arafah, baik dengan menunaikan haji maupun dengan memperbanyak amal ibadah di luar haji. Aamiin.