💖 Amalan Haji: Jalan Menuju Keikhlasan
Setiap rukun dan sunnah dalam ibadah haji sebenarnya adalah latihan untuk nurunin ego dan ningkatin ketulusan. Mulai dari teriak talbiyah, thawaf keliling Ka’bah, sampai melempar jumrah—semua itu cuma bisa dijalani dengan niat yang bersih dan hati yang lurus, karena semuanya dikerjakan hanya untuk Allah ﷻ.
Seperti yang ditulis oleh H. Aswanto Muhammad dalam tulisannya Haji dan Keikhlasan, beliau bilang:
“Kalau kita perhatiin, setiap amalan haji itu punya benang merah: semuanya berputar di atas poros keikhlasan. Dari awal sampai akhir manasik.”
Berikut beberapa bentuk amalan haji yang jadi cermin keikhlasan kita sebagai tamu Allah:
1. Talbiyah: Jawaban Atas Panggilan Langit
Kalimat ini bukan sekadar seruan, tapi ikrar total kita buat nurut sama Allah ﷻ:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ
“Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala pujian, nikmat, dan kerajaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Di momen ini, jemaah nunjukin bahwa mereka dateng cuma buat Allah ﷻ, ninggalin segala urusan dunia.
2. Thawaf dan Sa’i: Langkah-Langkah yang Dipenuhi Tauhid
Putaran thawaf dan bolak-balik antara Shafa dan Marwah itu capek banget, tapi semuanya dijalanin dengan semangat karena Allah ﷻ yang suruh. Di sini, kita terus mengulang kalimat tauhid, tanda bahwa semua yang kita lakukan murni karena iman:
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ ۖ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharap wajah Allah. Kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.”
(QS. Al-Insan: 9)
3. Menyembelih Hadyu: Tanda Tunduk Total
Buat yang ambil haji Tamattu’ atau Qiran, ada momen di mana harus nyembelih hewan kurban. Tapi ini bukan sekadar tradisi—ini adalah bentuk ketaatan tulus. Allah ﷻ berfirman:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
(QS. Al-An’am: 162)
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.”
(QS. Al-Kautsar: 2)
4. Melempar Jumrah: Simbol Melawan Bisikan Setan
Awalnya Nabi Ibrahim عليه السلام lempar jumrah buat ngusir setan yang coba ganggu dia. Kita sekarang melakukannya bukan karena setan beneran muncul, tapi sebagai simbol bahwa kita siap lawan hawa nafsu dan patuh total ke Allah ﷻ.
Ada riwayat yang nyebut:
إِنَّمَا جُعِلَ الطَّوَافُ بِالْبَيْتِ، وَبَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ، وَرَمْيُ الْجِمَارِ، لِإِقَامَةِ ذِكْرِ اللَّهِ
“Sesungguhnya thawaf di Ka’bah, sa’i antara Shafa dan Marwah, serta melempar jumrah itu disyariatkan untuk menegakkan dzikrullah.”
(HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi – sanad dhaif, tapi maknanya benar dan didukung oleh pendapat Aisyah radhiyallahu ‘anha)
5. Doa dan Zikir: Bensin Spiritual Sepanjang Haji
Setiap detik di Tanah Suci harusnya dipenuhi zikir dan doa. Bukan sekadar rutinitas, tapi bentuk komunikasi langsung kita sama Allah ﷻ. Allah ﷻ berfirman:
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu milik Allah, maka janganlah kamu menyembah siapa pun selain Allah di dalamnya.”
(QS. Al-Jin: 18)
5 Tips Biar Ikhlas Tetap Nempel Sepanjang Haji
-
Luruskan Niat Sebelum Berangkat
Niatkan segalanya karena Allah ﷻ. Jangan buat konten, jangan buat gaya. Buat Allah aja. -
Jauhin Riya’ dan Self Promo
No flexing! Gak usah update status setiap detik. Nikmati dan resapi aja momen bareng Allah. -
Sabar Itu Power
Antri panjang, cuaca panas, capek… Semua itu ujian buat naik level ikhlas. -
Kualitas Ibadah > Kuantitas
Lebih baik sedikit tapi fokus dan tulus, daripada banyak tapi kosong makna. -
Refleksi Diri Setiap Hari
Sempatkan ngobrol sama diri sendiri. Tinjau niat dan jaga hati tetap bersih.
Baca juga: Haji Furoda 2026 Program 12 Hari Jaminan Garansi 100%
✨ Penutup
Ibadah haji bukan cuma soal perjalanan fisik, tapi lebih dari itu—sebuah perjalanan spiritual untuk membuktikan cinta dan tunduk sepenuhnya kepada Allah ﷻ. Dengan memahami makna di balik setiap amalan, kita belajar bahwa inti dari semua itu adalah keikhlasan. Semoga Allah ﷻ menerima setiap langkah, doa, dan tetesan keringat kita di Tanah Suci sebagai amal yang mabrur. Aamiin.